Bahasa merupakan wajah peradaban, kebudayaan dan interaksi sosial sesama manusia. Bahasa pada hakikatnya merupakan cerminan pola pikir para penuturnya, yaitu pelaku sosial dan insan budaya. Bahasa adalah sistem komunikasi yang pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor situasional yang meliputi siapa yang berbicara, dengan siapa, tentang apa (topik), dalam situasi bagaimana, dengan tujuan apa, jalur apa (tulisan atau lisan) dan ragamnya bagaimana.
Bahasa Arab sebagai bahasa interaksi sosial masyarakat dunia pernah ikut terlibat dalam perubahan sosial budaya masyarakat disamping ikut bertanggungjawab dalam menyerap gerak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian diterjemahkan ke dalam terminologi-terminologi yang tepat. Bahasa Arab juga pernah digunakan sebagai bahasa ilmiah modern di bidang sains, teknologi, seni, sosial dan budaya. Ketika Barat mengalami The Dark Ages bahasa Arab tampil sebagai bahasa ilmiah dan bahasa komunikasi internasional di masa The Golden Ages of Islam pada rentang waktu 650 M sampai 1250 M.
Abad ke-9 sampai abad ke-12, merupakan era karya-karya ilmiah monumental ditulis dalam bahasa Arab, dalam ilmu filsafat, ada kitab ” Ihsa’ al-Ulum” dan “Kitab al-Jam“ karya Al-Farabi yang berisi falsafah zaman Yunani dan falsafah Plato serta Aristoteles, dalam ilmu musik, ada kitab Al-Musiqul Kabir-nya Ibn Al-Farabi (872-950), dalam ilmu sejarah, ada kitab Tarikh at-Thabari, Tarikh Ibnu Khaldun, dalam ilmu sosial ada kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun, dalam ilmu kedokteran ada kitab Qanun fit Thib (The Canon of Medicine) dari Ibnu Sina, kemudian ada kitab Adab al-Tabib, yang berisi kode etik kedokteran karya Ishaq bin Ali Rahawi, dalam ilmu geografi ada kitab Mu’jam Al-Ista’jam (Eksiklopedi Geografi) berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab dan Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalan dan Kerajaan) berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu karya Abu Ubaid Al- Bakri dari Andalusia. Masih dalam ilmu geografi ada kitab Mu’jam Al-Buldan (Ensiklopedi Negeri-negeri) karya Yaqut Ar-Rumi (1179 M -1229 M). Al Qur’an pun menjadi sumber ajaran dan inspirasi para penulis buku-buku tersebut dalam membangun peradaban dunia. Itu nostalgia masa lalu, realitas sekarang bahasa Arab termarjinalkan dalam ruang gelap ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sebagai upaya agar tidak terus menerus termarjinalkan dan selalu bernostalgia serta berbangga diri dengan kemajuan peradaban masa lalu, maka perlu ada peradaban baru untuk meretas ilmu pengetahuan klasik dan modern dengan menempatkan bahasa Arab sebagai sarana mewujudkan peradaban dunia yang rahmatan lil alamin.