Dalam rangka mengembangkan mutu, wawasan dan keterampilan dosen Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), serta mendiseminasikan hasil penelitian pada forum ilmiah internasional yang bergengsi dan bermutu tinggi, Direktorat Perguruan Tinggi Islam (DIKTIS) Kementerian Agama melalui program International Seminar for Islamic Higher Education (ISFI) mengirimkan beberapa dosen ke sejumlah perguruan tinggi luar negeri. Dan STAIN Pekalongan mendapat kesempatan untuk mengirimkan salah satu dosennya ikut dalam program tersebut.
Adalah Muhandis Az Zuhri, Lc., M.A dosen Bahasa Arab STAIN Pekalongan yang mendapat kesempatan ikut dalam Program International Seminar for Islamic Higher Education (ISFI). Beliau mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar di Orientalisches Institute Universitat Leipzig Jerman yang dilaksanakan pada hari Rabu 29 Oktober 2014.
Beliau menyampaikan presentasi tentang sejarah bahasa Arab yang berasal dari bahasa Semit, dari bahasa Semit lalu lahirlah bahasa Ibrani, Habasyah, Babylonia, Suryani, dan juga bahasa Arab. Dalam beberapa literatur suci seperti Alqur’an misalnya penulis menemukan banyak beberapa kosakata yang bukan berasal dari bahasa Arab tetapi merupakan serapan dari bahasa ajam non Arab seperti kata قرطاس bukan bahasa Arab tetapi itu adalah Yunani dari kata Charta lalu kemudian diambil oleh bahasa Habsyi (Ethiophia) menjadi kartas dan diambil oleh orang Arab menjadi قرطاس dan orang Indonesia juga menyerapnya menjadi kertas.
Beberapa metode melakukan arabisasi dilakukan dengan cara terjemah, istiqaq (deviasi), dan menggunakan istilah baru. Diantara contoh arabisasi menggunakan istilah baru adalah penggunaan kata pankreas yang tadinya ditulis dengan بنكرياس sekarang ilmuwan linguistic Arab membuat istilah baru dan belum banyak dikenal orang dengan nama معثكلة demikian juga kata “Prostata” yang tadinya ditulis dengan بروستاتا sekarang linguis Arab membuat istilah baru dengan kata “موثة”.
Beliau juga menambahkan, bahwa solusi untuk mengatasi masalah perlunya arabisasi terhadap kosa kata asing non Arab yang belum ditemukan dalam bahasa Arab adalah Pertama; Membuat lembaga ilmiah yang mengkaji masalah Ta’rib dan Terjemah di kalangan kampus pada Negara-negara Arab, Negara Islam dan Barat. Kedua; kerjasama dan berkoordinasi antar kampus dengan beberapa Negara Arab, Negara Islam dan Barat. Ketiga; Fokus pada kajian kebahasa Araban sejak tahun pertama perkuliahan. Keempat; memperbanyak sumber financial untuk melakukan arabisasi. Kelima; fokus pada warisan ilmiah klasik khususnya analisis manuskrip dan keenam; mengembangkan kajian dan penelitian ilmiah dalam bahasa arab.
Akhirnya, dengan adanya Program International Seminar for Islamic Higher Education (ISFI) diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan di STAIN Pekalongan, terutama bagi para dosen agar bisa ikut serta dalam program-program serupa baik di dalam maupun luar negeri.