INVASI PASUKAN KOALISI: KEBANGKITAN ATAU KETERPURUKAN KEHIDUPAN SOSIAL-POLITIK PEREMPUAN IRAK
Abstract
Iraq once touted as the Middle Eastern country that offers freedom to women. However, the fall of Saddam's regime in April 2003 by the Coalition Forceshas brought the Iraqi women in to uncertain change. One of the Coalition Forces agenda to Iraqwas to set UN Security Council Resolution No.1483 to improve the lives of Iraqi women in a stable democratic system. But until the withdrawal of Coalition Forces in 2011, the lives of women in Iraq remain decayed. The purpose of this study was to assess descriptively the changes occured in Irak under the regime of Saddam Hussein (1979-2003) and under the Coalition Forces invasion (2003-2011).Methodused was qualitative approach by interviewing some Iraqi emigrants in Malaysia with additional of literature review. Result of this study showed that women conditions in Iraq during the invasion has worsened. Even some Iraqis claimed prefer to live in Saddam’s erarather than the time of Coalition Forces presence.
Irak pernah disebut-sebut sebagai salah satu negara Timur Tengah yang menawarkan kebebasan kepada perempuan. Hal ini dikarenakan oleh salah satu ideologi awal sosialisme partai Ba'ath Irak adalah pembebasan perempuan dan kesetaraan. Akan tetapi di bawah rezim Saddam, rakyat Irak termasuk perempuan diklaim mengalami represi. Rezim Saddam semakin menjauh dari cita-cita sosialis Arab dan toleransi terhadap perempuan di ranah sosial-politik dirasakan semakin berkurang. Jatuhnya rezim Saddam pada April 2003, membawa Irak dan perempuan yang hidup di dalamnya kepada perubahan yang tidak pasti. Salah satu agenda Pasukan Koalisi, seperti yang termaktub di Resolusi DK PBB No.1483 adalah untuk memperbaiki kehidupan perempuan Irak dalam sebuah sistem demokrasi yang stabil. Permasalahannya adalah bahwa hingga ditariknya Pasukan Koalisi pada tahun 2011, kehidupan perempuan di Irak masih buruk. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji perubahan yang terjadi secara deskriptif antara rezim Saddam Hussein (1979-2003) dengan saat invasi pasukan koalisi (2003-2011) sesuai dengan agenda Resolusi DK PBB No.1483. Metode kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai beberapa pengungsi Irak di Malaysia dengan tambahan kajian pustaka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk dua periode tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa kondisi di Irak saat invasi lebih buruk daripada saat rezim Saddam Hussein. Bahkan beberapa warga Irak mengaku lebih memilih untuk hidup di era Saddam dibandingkan dengan setelah hadirnya Pasukan Koalisi.
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.

Muwazah oleh http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Muwazah disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
View My Stats
View My Statistic Visitors :
