ETIKA BISNIS KOMUNITAS TIONGHOA MUSLIM YOGYAKARTA (Kajian atas Etos Kerja Konfusianisme dalam Perspektif Islam)

Muhammad Shulthoni

Abstract


Abstract: The success of Chinese Muslim entrepreneurs in business
is a well-known fact. On one side, there are explicit or implicit
regulations in Jogjakarta (Java), discouraging the ethnic Chinese from
working in non-commercial sectors. Their only opportunity to make
a living is business. But, on the other side, their success warrants
notice that even though the businessmen run their business with
scientifical management, actually they have dependence on their
culture, ethics, and religious beliefs. This is because business is a
mobile activity. Business without reliable ethics can not succeed
reliably. If business is a kind of human activity, business ethics can be
perceived as a reflection of the actors in their behaviors.
Through descriptive and interpretative approaches, this study reached
the following conclu-sions: firstly, the Chinese Muslim entrepreneurs
of Jogjakarta are dependent on the constructs of business ethics which
contain work ethos, hard work, thrift, honesty, and trust. Those
characteristics are then implemented in their business activities.
Therefore, they have awareness in implementing business ethics in
order to engage in business as long as their life. They do their business
with high self-discipline, self-confidence, diligence, industriousness,
and hard work from the younger years in order to have high
consciousness to run their business in their maturity.
Secondly, it can be said that Islamic teachings, for Chinese Muslim
entrepreneurs of Jogjakarta, have a significant role in constructing
their business ethics. These indications can be seen in their business activities and their perceptions. Its teachings are perceived as a source
of motivation in economic behaviors. Even though their business ethics
cannot be said to derive from religious teachings only, but rather that
such ethics progress along with the socio-cultural, socio-economic
and socio-political developments of the community.
Keberhasilan pengusaha muslim Cina dalam dunia bisnis merupakan
sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Di satu sisi, terdapat
peraturan eksplisit ataupun implisit di Yogyakarta (Jawa) yang
mengecilkan semangat mereka untuk bekerja di bidang non-komersial.
Satu-satunya peluang mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
adalah bisnis. Di sisi yang lain, keberhasilan mereka ini semakin
menyatakan bahwa meskipun mereka menjalankan bisnisnya dengan
ilmu manajemen, kenyataannya mereka memiliki ketergantungan pada
budaya, etika dan kepercayaan agama mereka. Ini karena bisnis
merupakan aktivitas yang mobile. Bisnis tanpa etika yang reliable
tidak bisa mengantarkan pada kesuksesan. Jika bisnis merupakan
sebuah aktivitas manusia, etika bisnis bisa dianggap sebagai sebuah
refleksi aktor-aktornya dalam peri laku mereka.
Melalui pendekatan deskriptif dan interpretatif, studi ini sampai pada
kesimpulan berikut: pertama, pengusaha muslim Cina Yogyakarta
tergantung pada konstruk etika bisnis yang mengandung etos kerja,
kerja keras, sikap hemat, kejujuran dan kepercayaan. Karakteristik
ini kemudian diimplementasikan dalam kegiatan bisnis mereka. Karena
itu, mereka memiliki kesadaran dalam mengimplementasikan etika
bisnis untuk masuk dalam dunia bisnis sepanjang hidup mereka.
Mereka melakukan bisnis mereka dengan disiplin diri, percaya diri,
rajin, tekun, dan kerja keras yang tinggi sejak usia muda supaya
memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjalankan bisnis mereka
menurut kedewasaan mereka.
Kedua, bisa dikatakan bahwa ajaran Islam, bagi pengusaha muslim
Cina Yogyakarta, memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
etika bisnis mereka. Indikasinya bisa dilihat dalam kegiatan dan
persepsi bisnis mereka. Ajaran-ajaran ini dirasakan sebagai sebuah
sumber motivasi dalam peri laku ekonomi, meskipun etika bisnis
mereka tidak bisa dikatakan bersumber dari ajaran agama saja,
namun lebih sebagai etika yang berkembang mengikuti perkembangan
sosio-kultural, sosio-ekonomi, dan sosio politik masyarakat.

Keywords


Kong Fu Tzu, PITI, daerah pecinan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.28918/religia.v14i1.33

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.