PROBLEMATIKA BURUH MUSLIMAH DAN SOLUSINYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Taufiq Munir

Abstract


Labour in pre-Islamic times, synonymous with slavery. Slaves are considered as human beings who have no rights and used as a trade commodity. The condition causes the Prophet Muhammad called on to provide prosperity of the slaves. For example, requires that people have an attitude of loving one another, being humane and improving the situation of slaves. Slaves were given the right to have resources like those of his master. Prophet Muhammad expect people to put a slave as a partner. The reforms of the Prophet Muhammad, became the basis of the Islamic community labor.

Perburuhan pada masa pra-Islam, identik dengan perbudakan. Budak dianggap sebagai manusia yang tidak memiliki hak dan dijadikan komoditi perdagangan. Kondisi tersebut menyebabkan Nabi Muhammad saw membuat program menyeluruh untuk emansipasi dan kesejahteraan para budak. Misalnya, mengharuskan orang mempunyai sikap saling mengasihi, bersikap manusiawi dan memperbaiki keadaan budak dalam masyarakat. Budak yang semula bekerja untuk tuannya tanpa upah ditingkatkan menjadi saudara dan kolega tuannya. Mereka diarahkan untuk memiliki sumber daya seperti yang dimiliki tuannya. Nabi Muhammad saw mengharapkan masyarakat menempatkan budak sebagai mitra kerja. Reformasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, menjadi landasan perburuhan masyarakat Islam.


Keywords


Labour; Muslimah and Islam; Buruh; Muslimah dan Islam

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Lisensi Creative Commons
Muwazah oleh http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Muwazah disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
View My Stats

View My Statistic Visitors :