
Lulusan S3 Oxford yang Mengabdi Jadi Guru SMA di Indonesia
Tidak semua lulusan luar negeri memilih jalur karier gemerlap di kota besar atau di luar negeri. Aishah Prastowo adalah bukti nyata bahwa pengabdian dan idealisme dapat mengalahkan ambisi pribadi. Meski mengantongi gelar doktoral dari salah satu universitas terbaik dunia, University of Oxford, Inggris, Aishah justru memilih jalan sunyi: menjadi guru SMA di tanah air.
Perjalanan Akademik Luar Biasa
Aishah Prastowo menyelesaikan studi S3-nya di Oxford dalam bidang yang tak mudah—Ilmu Kajian Wilayah Asia. Oxford sendiri dikenal dengan standar akademik super ketat dan kompetisi masuk yang sangat tinggi. Tak hanya unggul di bidang akademik, Aishah juga sempat menempuh pendidikan di University of Cambridge dan University of Edinburgh. Rekam jejak ini membuatnya masuk dalam daftar sosok inspiratif dari dunia pendidikan.
Namun, alih-alih melanjutkan karier akademik atau bekerja di lembaga internasional, Aishah membuat keputusan mengejutkan: ia kembali ke Indonesia dan menjadi guru SMA di sekolah swasta. Keputusan ini membuat banyak orang bertanya-tanya, tapi justru di sinilah letak keunikan dan kekuatan kisahnya.
Baca juga: 10 Daftar Universitas Terbaik Dunia 2025: Oxford Masih di Puncak, Asia Melesat
Tak Sengaja, Tapi Bermakna
Dalam sebuah wawancara, Aishah mengaku bahwa awalnya ia tidak merencanakan untuk menjadi guru SMA. Dunia pendidikan semula bukan tujuan akhirnya. Namun, setelah sempat menjadi dosen dan terlibat dalam berbagai proyek riset, Aishah merasa panggilan jiwanya muncul saat ia berinteraksi langsung dengan siswa-siswi SMA. Dari situ, ia mulai menyadari bahwa membentuk karakter dan cara berpikir kritis justru paling esensial dimulai sejak dini.
“Kadang hal besar dimulai dari keputusan yang tidak kita rencanakan,” ujar Aishah.
Pendidikan Bukan Sekadar Gelar
Apa yang dilakukan Aishah menjadi tamparan lembut bagi paradigma umum di masyarakat, yang sering menilai kesuksesan dari jabatan atau penghasilan. Bagi Aishah, pendidikan adalah soal dampak. Ia melihat potensi besar dalam membangun generasi cerdas dan berkarakter lewat peran sebagai guru. Di kelas, ia tidak hanya mengajarkan materi akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kritis, keberanian berpikir, dan empati sosial.
Baca juga: Beasiswa Unggulan 2025: Syarat, Jadwal, dan Cara Daftar
Sosok Guru yang Menginspirasi
Murah senyum, cerdas, dan penuh semangat, Aishah menjadi panutan bagi banyak muridnya. Dengan pendekatan yang humanis, ia sering menyisipkan diskusi tentang isu global, etika, dan logika dalam kelas. Ia tidak menempatkan diri sebagai otoritas mutlak, tetapi membuka ruang dialog yang sehat antara guru dan siswa.
Lebih dari itu, Aishah juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan menjadi pembicara di berbagai forum pendidikan. Ia ingin menunjukkan bahwa seorang guru bisa memiliki peran strategis di tengah tantangan zaman.
Kesimpulan
Aishah Prastowo adalah contoh langka: seorang akademisi kelas dunia yang memilih berjuang di jalur akar rumput. Bagi banyak orang, menjadi guru SMA setelah lulus dari Oxford mungkin terdengar seperti “kemunduran”. Tapi bagi Aishah, inilah langkah maju menuju perubahan besar. Ia membuktikan bahwa keberhasilan bukan soal gelar atau gaji tinggi, melainkan sejauh mana kita berdampak pada kehidupan orang lain.